Rabu, 01 Juli 2009

Apllication in Psychology_part.9

9. Intelligence


Rasanya sedih jika kesuksesan yang saya miliki tidak membuat orang lain turut menikmatinya. Sampai saya bertanya kepada diri sendiri, apakah ada yang salah dengan cara pembawaan diri saya yang sukses? Apakah saya begitu menyebalkan bagi dia atau mereka? I don’t know, sometime someone can be like that.

Terkadang, saya sering mendapatkan comments dari seseorang yang mungkin kurang suka dengan “keeksistensian” saya, terlebih senyum buruknya yang membuat saya merasa lelah menghadapinya.

Bagi saya, relationship adalah misterius. Teman atau rekan kerja atau kolega atau apalah sebutannya, terkadang bisa menjadi “angle” untuk diri saya. Tapi, sewaktu-waktu mereka pun bisa menjadi sosok yang mengerikan. Hal ini, membuat saya harus sadar akan kemampuan diri dalam menghadapi berbagai problems. Maka Stabilitas Inteligensi, harus saya terapkan. Seperti penelitian David Wechsler, bahwa tingkat intelligence dapat berperan lebih dibandingkan dengan sekedar “pintar”. Maka saya akan buktikan bahwa hal itu tepat bagi saya.

Saya adalah orang yang belajar ilmu jiwa, maka akan lebih bijak jika saya mampu mengenali emosi diri, mengelola emosi, mengenali emosi orang lain, memotivasi diri dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Seperti yang disinggung oleh Salovey dan Mayer mengenai Emotional Intelligence.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar