7. Social Perception
Mendengar kisah cinta teman saya, terkadang membuat saya menjadi merenunginya. Meski keadaan tidak mampu menyatukan mereka, tetapi mereka dapat terus bertahan untuk terus saling menyayangi, menghargai dan rela berkorban tanpa pamrih. Apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya? Atau why someone did something?
Sampai sekarang, saya masih tidak habis pikir tentang tingkah laku nyata mereka yang sangat tidak awam. Meski “realita kehidupan” tidak dapat menyatukan cinta mereka, mereka committed untuk terus saling membahagiakan dan menguatkan.
Wach, jika saya perhatikan kisah mereka, saya jadi semakin sadar tentang Theory Heider “Naive” Psychology-nya Fritz Heider. Yupss, teori tersebut menjelaskan mengenai atribusi atau penyimpulan berdasarkan personal thought, motives, feeling, traits serta intense yang dapat membuat seseorang tersebut melakukan sesuatu.
Saya rasa, cara pandang mereka tentang cinta sangat mulia, sehingga mereka dapat saling menghargai segala perbedaan yang ada. Meski tindakan mereka dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian, mereka tetap nyaman dengan tindakannya. Andai saja semua orang didunia ini berpikiran sama seperti mereka, pasti perdamaian akan terus mengiri kehidupan sampai kematian. Yang pasti, semua hal tersebut dapat dilakukan karena seseorang merasa pikiran-pikiran atau persepsinya adalah tepat, nyaman dan aman untuk dirinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar